Laman

Sabtu, 22 September 2012

MELURUSKAN ORIANTASI PENDIDIKAN ANAK


ASSALAMUALIKUM WR.WB.

Marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.seiring dengan itu mari kita tingkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mensukseskan pembangunan nasional menuju masyarakat yang diridai Allah swt.
Salah satu kunci untuk meraih masa depan yang gemilang bagi umat islam adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia.dan untuk mewujudkan peningkatan tersebut daya manusia.dan untuk mewujudkan peningkatan tersebut,upaya yang harus di lakukan adalah mengadakan pendidikan ,latihan kerja dan keterampilan  yang akhirnnya dapat melahirkan manusia-manusia muslim berkualitas,sehat jasmani  dan rohani ,cerdas dan bertakwa kepada allah swt.
Dalam hal ini rasullullah saw.telah memberi motivasi kepada kita bahwa manusia yang berkualitas mempunyai kedudukan yang lebih baik dan di cintai oleh allah.dan tentunya kualitas tersebut harus didatangkan melalui pendidikan yang berkualitas pula.. 
Rasullah saw bersabda..

ARTINYA: "mukmin yang kuat lebih baik dan di cintai di sisi Allah dari pada mukmin yang lemah.peliharalah apa yang bermanpaat dan mintalah pertolongan kaepada Allah .jangan engkau lemah dan tidak mampu."


TEMAN-TEMAN SEKALIAN.....

Masalah pendidikan adalah masalah yang berkaitan erat dengan masa depan suatu bangsa,corak pendidikan di masa kini merupakan lukisan hidup dan kehidupan bangsa ini masa mendatang,oleh karena itu ,sebagai bangsa yang besar kita harus sadar bahwa di era yang semakin maju ini ,pendidikan adalah kunci peluang dan kesempatan untuk maju.sebab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modren yang makin maju dan kompetitif di butuhkan  kecerdasan otak,pendeknya,mau tidak mau kita harus mengakui  bahwa pendidikan merupakan wahana mencapai kemajuan dalam masyarakat modren.meskipun lahir dari keluarga tidak mampu dan tidak terpandang ,tapi bila otaknya cerdas dan mampu  menguasai iptek  maka ia tetap berkesempatan melangka maju.

itulah sebabnya ,jauh sebelum tuntunan pendidikan berkembang seperti yang kita hadapi sekarang ini,secara mendasar nabi muhammad saw,telah mewajibkan orang-orang tua untuk mendidik putra-putri mereka dengan penuh tanggung jawab .selain itu mereka juga harus memberikan  kepada putra-putri mereka  yang sebaik mungkin .

Rasullullah saw bersabda:
artinya: "Hai orang tua bagi anaknya adalah memberikan nama yang baik dan memberikan pendidikan yang baik kepadanya.

TEMAN-TEMAN SEKALIAN........

Sangat di sayangkan ,di negri ini kita tercinta ini pendidikan masih sangat tertinggal jauh di banding negara-negara tetangga.sebagai contoh ,banyak keluhan yang masuk dari masyarakat sehubungan  dengan  ketidakmampuan sisten pendidikan kita untuk mencetak lulusan yang siap pakai di tengah masyarakat ,baik lulusan sekolah tingkat menengah maupun perguruan tinggi.

Coba anda bayangkan bila kualitas pendidikan lemah,tentu sumber daya yang kita miliki juga lemah ,hal ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap tenaga kerja kita di pasar global dan juga mrngurangi  daya saing umat islam bila di hadapkan pada umat-umat yang lain ,sebab peningkatan kualitas  sama saja dengan kemampuan berpikir dan hal itu harus di capai melalui  peningkatan pendidikan.TEMAN-TEMAN SEKALIAN.............
Pendidikan termasuk masalah nasional yang paling sulit di tangan ni .sebab untuk menciptakan pendidikan yang maju dan modren amat di butuhkan kondisi masyarakat yang memiliki potensi untuk bisa diajak maju.Hal ini wajar mengingat persoalan pendidikan adalah kebutuhan semua orang tanpa terkecuali.Pemerintah ,masyarakat dan keluarga sama-sama ikut bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan secara proposional.

Terlepas dari keadaan negara kita yang  secara nasional masih sangat  memperhatinkan ,mestinya  kita harus bersyukur  karena dewasa ini secara bertahap bangsa indonesia menunjukan  kepedulian terhadap dunia kependidikan .hal ini dapat dilihat dari semangat masyarakat  untuk menyekolahkan anak-anak  mereka setinggih mungkin.demikian di arus bawah.kepedulian masyarakat untuk untuk menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke jenjang  perguruan tinggi telah mencapai  peringkat yang sangat mengagumkan.
Namun di sisi lain masyarakat juga harus di sadarkan bahwa pendidikan yang kita tuju hendaknya mengarahkan pada pengembangan sumber daya manusia  agar terwujud  insan –insan cerdas ,memiliki kemampuan  intelaktual  dan daya  nalar yang tinggi,di samping berbudi pekerti luhur dan berahlak muliah.Tujuan  pendidikan bukan  hanya mengarah  pada ilmu  pengetahuan ,tapi lebih untuk  membentuk  kepribadian  sehingga  dapat  menumbuhkan sikap  serta perilaku yang terpuji.Tujuan pendidikan adalah  mengubah putra putri indonesia menjadi generasi  yang bertakwa,berkualitas dan memiliki komitmen yang tinggih terhadap bagsa dan negara serta konsisten  terhadap  nilai-nilai agama.
Oleh karena itu,jangan sampai usaha-usaha  pendidikan menguras energi  hanya untuk  percerdasan akal,tapi juga harus diseimbangan  dengan pencerdasan  perasaan.Pendidiksan otak tidak cukup tanpa adanya pendidikan jiwa  dan ruh melalui pendidikan  agama.Adanya keseimbangan  antara kecerdasan akal dan kecerdaasan  perasaan akan membentuk  generasi  kita menjadi manusia yang  berpengetahuan ,beradap  dan manusiawi  serta berahklak islami
TEMAN-TEMAN SEKALIAN........
Anda harus  ingat ,jangan sampai pendidikan yang kita selenggarakan menghasilkan  pengangguran-pengangguran hanya tidak memiliki keterampilan yang memadai.akan tetapi jangan pula mengubah mereka hanya untuk di jadikan robot  dan alat industri semata.Artinya  kita harus menghindarkan  penyelenggaraan pendidikan yang hanya  mencetak robot-robot terampil  dan pandai tanpa memiliki  perasaan humanitas  san hati nurani.hanya  memikirkan  diri  sendiri  tanpa mempedulikan  kondisi  lingkungan  dan masyarakat nya.pendeknya ,jangan sampai pendidikan kita lebih dipersiapkan untuk  mencetak  manusia yang hanya pandai  memenuhi  kebutuhan  fisik  matrialk tanpa memiliki  orientasi  untuk  mengelolah  potensial  ruhani  dan intelektuallitas  guna  mencapai  kualitas  manusia yang martabat tinggih.
TEMAN-TEMAN SEKALIAN.........
 Dari permasalahan  yang telah kami paparkan  di depan akhirnya sebagai  penutup khotbah  ini ingin menyampaikan




MELURUSKAN ORIANTASI PENDIDIKAN ANAK


ASSALAMUALIKUM WR.WB.

Marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.seiring dengan itu mari kita tingkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mensukseskan pembangunan nasional menuju masyarakat yang diridai Allah swt.
Salah satu kunci untuk meraih masa depan yang gemilang bagi umat islam adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia.dan untuk mewujudkan peningkatan tersebut daya manusia.dan untuk mewujudkan peningkatan tersebut,upaya yang harus di lakukan adalah mengadakan pendidikan ,latihan kerja dan keterampilan  yang akhirnnya dapat melahirkan manusia-manusia muslim berkualitas,sehat jasmani  dan rohani ,cerdas dan bertakwa kepada allah swt.
Dalam hal ini rasullullah saw.telah memberi motivasi kepada kita bahwa manusia yang berkualitas mempunyai kedudukan yang lebih baik dan di cintai oleh allah.dan tentunya kualitas tersebut harus didatangkan melalui pendidikan yang berkualitas pula.. 
Rasullah saw bersabda..

ARTINYA: "mukmin yang kuat lebih baik dan di cintai di sisi Allah dari pada mukmin yang lemah.peliharalah apa yang bermanpaat dan mintalah pertolongan kaepada Allah .jangan engkau lemah dan tidak mampu."


TEMAN-TEMAN SEKALIAN.....

Masalah pendidikan adalah masalah yang berkaitan erat dengan masa depan suatu bangsa,corak pendidikan di masa kini merupakan lukisan hidup dan kehidupan bangsa ini masa mendatang,oleh karena itu ,sebagai bangsa yang besar kita harus sadar bahwa di era yang semakin maju ini ,pendidikan adalah kunci peluang dan kesempatan untuk maju.sebab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modren yang makin maju dan kompetitif di butuhkan  kecerdasan otak,pendeknya,mau tidak mau kita harus mengakui  bahwa pendidikan merupakan wahana mencapai kemajuan dalam masyarakat modren.meskipun lahir dari keluarga tidak mampu dan tidak terpandang ,tapi bila otaknya cerdas dan mampu  menguasai iptek  maka ia tetap berkesempatan melangka maju.

itulah sebabnya ,jauh sebelum tuntunan pendidikan berkembang seperti yang kita hadapi sekarang ini,secara mendasar nabi muhammad saw,telah mewajibkan orang-orang tua untuk mendidik putra-putri mereka dengan penuh tanggung jawab .selain itu mereka juga harus memberikan  kepada putra-putri mereka  yang sebaik mungkin .

Rasullullah saw bersabda:
artinya: "Hai orang tua bagi anaknya adalah memberikan nama yang baik dan memberikan pendidikan yang baik kepadanya.

TEMAN-TEMAN SEKALIAN........

Sangat di sayangkan ,di negri ini kita tercinta ini pendidikan masih sangat tertinggal jauh di banding negara-negara tetangga.sebagai contoh ,banyak keluhan yang masuk dari masyarakat sehubungan  dengan  ketidakmampuan sisten pendidikan kita untuk mencetak lulusan yang siap pakai di tengah masyarakat ,baik lulusan sekolah tingkat menengah maupun perguruan tinggi.

Coba anda bayangkan bila kualitas pendidikan lemah,tentu sumber daya yang kita miliki juga lemah ,hal ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap tenaga kerja kita di pasar global dan juga mrngurangi  daya saing umat islam bila di hadapkan pada umat-umat yang lain ,sebab peningkatan kualitas  sama saja dengan kemampuan berpikir dan hal itu harus di capai melalui  peningkatan pendidikan.TEMAN-TEMAN SEKALIAN.............
Pendidikan termasuk masalah nasional yang paling sulit di tangan ni .sebab untuk menciptakan pendidikan yang maju dan modren amat di butuhkan kondisi masyarakat yang memiliki potensi untuk bisa diajak maju.Hal ini wajar mengingat persoalan pendidikan adalah kebutuhan semua orang tanpa terkecuali.Pemerintah ,masyarakat dan keluarga sama-sama ikut bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan secara proposional.

Terlepas dari keadaan negara kita yang  secara nasional masih sangat  memperhatinkan ,mestinya  kita harus bersyukur  karena dewasa ini secara bertahap bangsa indonesia menunjukan  kepedulian terhadap dunia kependidikan .hal ini dapat dilihat dari semangat masyarakat  untuk menyekolahkan anak-anak  mereka setinggih mungkin.demikian di arus bawah.kepedulian masyarakat untuk untuk menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke jenjang  perguruan tinggi telah mencapai  peringkat yang sangat mengagumkan.
Namun di sisi lain masyarakat juga harus di sadarkan bahwa pendidikan yang kita tuju hendaknya mengarahkan pada pengembangan sumber daya manusia  agar terwujud  insan –insan cerdas ,memiliki kemampuan  intelaktual  dan daya  nalar yang tinggi,di samping berbudi pekerti luhur dan berahlak muliah.Tujuan  pendidikan bukan  hanya mengarah  pada ilmu  pengetahuan ,tapi lebih untuk  membentuk  kepribadian  sehingga  dapat  menumbuhkan sikap  serta perilaku yang terpuji.Tujuan pendidikan adalah  mengubah putra putri indonesia menjadi generasi  yang bertakwa,berkualitas dan memiliki komitmen yang tinggih terhadap bagsa dan negara serta konsisten  terhadap  nilai-nilai agama.
Oleh karena itu,jangan sampai usaha-usaha  pendidikan menguras energi  hanya untuk  percerdasan akal,tapi juga harus diseimbangan  dengan pencerdasan  perasaan.Pendidiksan otak tidak cukup tanpa adanya pendidikan jiwa  dan ruh melalui pendidikan  agama.Adanya keseimbangan  antara kecerdasan akal dan kecerdaasan  perasaan akan membentuk  generasi  kita menjadi manusia yang  berpengetahuan ,beradap  dan manusiawi  serta berahklak islami
TEMAN-TEMAN SEKALIAN........
Anda harus  ingat ,jangan sampai pendidikan yang kita selenggarakan menghasilkan  pengangguran-pengangguran hanya tidak memiliki keterampilan yang memadai.akan tetapi jangan pula mengubah mereka hanya untuk di jadikan robot  dan alat industri semata.Artinya  kita harus menghindarkan  penyelenggaraan pendidikan yang hanya  mencetak robot-robot terampil  dan pandai tanpa memiliki  perasaan humanitas  san hati nurani.hanya  memikirkan  diri  sendiri  tanpa mempedulikan  kondisi  lingkungan  dan masyarakat nya.pendeknya ,jangan sampai pendidikan kita lebih dipersiapkan untuk  mencetak  manusia yang hanya pandai  memenuhi  kebutuhan  fisik  matrialk tanpa memiliki  orientasi  untuk  mengelolah  potensial  ruhani  dan intelektuallitas  guna  mencapai  kualitas  manusia yang martabat tinggih.
TEMAN-TEMAN SEKALIAN.........
 Dari permasalahan  yang telah kami paparkan  di depan akhirnya sebagai  penutup khotbah  ini ingin menyampaikan




Senin, 09 Januari 2012

lebih panas mana ?

Seorang Raja mengumumkan sayembara:"Barangsiapa yang sanggup berendam di kolam kerajaan sepanjang malam akan dihadiahi pundi-pundi emas." Sayembara ini sepintas terlihat mudah, namun berendam di kolam pada saat musim dingin tentu bukan perkara mudah. Walhasil, tak ada yang berani mencobanya.

Seorang miksin dari pelosok pedesaan, karena tak tahan dengan tangisan kelaparan anaknya, memberanikan diri mengikuti sayembara itu. Pundi-pundi emas membayang di pelupuk matanya. Bayangan itulah yang mendorong dia akhirnya berangkat ke istana. Raja mempersilahkan dia masuk ke kolam istana. Sekejap saja orang miskin ini masuk ke dalamnya, ia langsung menggigil kedinginan. Giginya saling beradu, mukanya mendadak pucat dan tubuhnya perlahan meringkuk.

Tiba-tiba ia melihat nyala api dari salah satu ruang istana. Segera saja ia bayangkan dirinya berada dekat perapian itu; ia bayangkan betapa nikmatnya duduk di ruangan itu. Mendadak rasa dingin di tubuhnya, menjadi hilang. Kekuatan imajinasi membuatnya mampu bertahan. Perlahan bayang-bayang pundi emas kembali melintas. Harapannya kembali tumbuh.

Keesokan harinya, Raja dengan takjub mendapati si miskin masih berada di kolam istana. Si miskin telah memenangkan sayembara itu. Raja penasaran dan bertanya "rahasia" kekuatan si miskin. Dengan mantap si miskin bercerita bahwa ia mampu bertahan karena membayangkan nikmatnya berada di dekat perapian yang ia lihat di sebuah ruangan istana.

Lama sudah waktu berjalan sejak saya baca kisah di atas sewaktu masih di Sekolah Dasar. Namun baru belakangan saya menyadari kiasan dari cerita itu. Imajinasi dan harapan akan kehidupan yang lebih baik telah menjadi semacam stimulus untuk kita bisa bertahan.

Ketika krisis ekonomi menghadang negara kita, sekelompok orang menjadi panik tak karuan. Apa saja dilakukan mereka untuk mempertahankan kenikmatan hidup. Mulai dari menjadi spekulan mata uang, menimbun barang, menjilat penguasa dan meniupkan isu kemana-mana. Norma agama telah dilanggar untuk kepentingan duniawi belaka. Akan tetapi, segelintir orang tetap tenang karena sudah lama badan mereka di "bumi" namun jiwa mereka di "langit".

Kelompok terakhir ini membayangkan bagaimana nikmatnya hidup di "kampung akherat" nanti, sebagaimana yang telah dijanjikan Allah. "Pundi-pundi kasih sayang ilahi" membayang dipelupuk mata mereka.

Bagaikan si miskin yang tubuhnya berada di dasar kolam, namun jiwanya berada di dekat perapian; bayangan "kampung akherat" membuat mereka tenang dan tidak mau melanggar norma agama. Bagaikan kisah si miskin di atas, boleh jadi Raja akan takjub mendapati mereka yang bisa bertahan di tengah krisis ini, tanpa harus menjilat kepada istana (apalagi bila jilatan itu dibumbui sejumput ayat dan hadis)

Ada seorang muslim yang tengah berpuasa, rekan bulenya yang tinggal satu flat berulang kali mengetok pintu kamar hanya untuk memastikan apakah si muslim masih hidup atau tidak. Orang bule itu tak habis pikir bagaimana si muslim bisa bertahan hidup dan tetap beraktifitas tanpa makan-minum selama lebih dari 12 jam. Rindu "kampung akherat" menjadi jawabannya.

Sama dengan herannya seorang rekan mendapati seorang muslimah di tengah musim panas (summer) tetap beraktifitas sambil memakai jilbab. Ketika ada yang bertanya, "apa tidak kepanasan?" Muslimah tersebut menjawab sambil tersenyum, "lebih panas mana dengan api neraka?"

Kenikmatan "kampung akherat" rupanya jauh lebih menarik buat seorang muslim/muslimah.



Help file produced by WebTwin (www.webtwin.com) HTML->WinHelp converter. This text does not appear in the registered version.

uhkuwah dari ali bin abi thalib

 Ini adalah sebuah kisah tentang kepemimpinan Ali ibn Abi Thalib dalam Khulafaurrasyidin yang sangat patut kita teladani.

Tidak ada khalifah yang paling mencintai ukhuwwah, ketika orang berusaha menghancurkannya, seperti Ali ibn Abi Thalib. Baru saja dia memegang tampuk pemerintahan, beberapa orang tokoh sahabat melakukan pemberontakan. Dua orang di antara pemimpin Muhajirin meminta izin untuk melakukan umrah. Ternyata mereka kemudian bergabung dengan pasukan pembangkang. Walaupun menurut hukum Islam pembangkang harus diperangi, Ali memilih pendekatan persuasif. Dia mengirim beberapa orang utusan untuk menyadarkan mereka. Beberapa pucuk surat dikirimkan. Namun, seluruh upaya ini gagal. Jumlah pasukan pemberontak semakin membengkak. Mereka bergerak menuju Basra.

Dengan hati yang berat, Ali menghimpun pasukan. Ketika dia sampai di perbatasan Basra, di satu tempat yang bernama Alzawiyah, dia turun dari kuda. Dia melakukan shalat empat rakaat. Usai shalat, dia merebahkan pipinya ke atas tanah dan air matanya mengalir membasahi tanah di bawahnya. Kemudian dia mengangkat tangan dan berdo'a: "Ya Allah, yang memelihara langit dan apa-apa yang dinaunginya, yang memelihara bumi dan apa-apa yang ditumbuhkannya. Wahai Tuhan pemilik 'arasy nan agung. Inilah Basra. Aku mohon kepada-Mu kebaikan kota ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya. Ya Allah, masukkanlah aku ke tempat masuk yang baik, karena Engkaulah sebaik-baiknya yang menempatkan orang. Ya Allah, mereka telah membangkang aku, menentang aku dan memutuskan bay'ah-ku. Ya Allah, peliharalah darah kaum Muslim."

Ketika kedua pasukan sudah mendekat, untuk terakhir kalinya Ali mengirim Abdullah ibn Abbas menemui pemimpin pasukan pembangkang, mengajak bersatu kembali dan tidak menumpahkan darah. Ketika usaha ini pun gagal, Ali berbicara di hadapan sahabat-sahabatnya, sambil mengangkat Al-Qur'an di tangan kanannya: "Siapa di antara kalian yang mau membawa mushaf ini ke tengah-tengah musuh. Sampaikanlah pesan perdamaian atas nama Al-Qur'an. Jika tangannya terpotong peganglah Al-Qur'an ini dengan tangan yang lain; jika tangan itu pun terpotong, gigitlah dengan gigi-giginya sampai dia terbunuh."

Seorang pemuda Kufah bangkit menawarkan dirinya. Karena melihat usianya terlalu muda, mula-mula Ali tidak menghiraukannya. Lalu dia menawarkannya kepada sahabat-sahabatnya yang lain. Namun, tak seorang pun menjawab. Akhirnya Ali menyerahkan Al-Qur'an kepada anak muda itu, "Bawalah Al-Qur'an ini ke tengah-tengah mereka. Katakan: Al-Qur'an berada di tengah-tengah kita. Demi Allah, janganlah kalian menumpahkan darah kami dan darah kalian."

Tanpa rasa gentar dan penuh dengan keberanian, pemuda itu berdiri di depan pasukan Aisyah. Dia mengangkat Al-Qur'an dengan kedua tangannya, mengajak mereka untuk memelihara ukhuwwah. Teriakannya tidak didengar. Dia disambut dengan tebasan pedang. Tangan kanannya terputus. Dia mengambil mushaf dengan tangan kirinya, sambil tidak henti-hentinya menyerukan pesan perdamaian. Untuk kedua kalinya tangannya ditebas. Dia mengambil Al-Quran dengan gigi-giginya, sementara tubuhnya sudah bersimbah darah. Sorot matanya masih menyerukan perdamaian dan mengajak mereka untuk memelihara darah kaum Muslim. Akhirnya orang pun menebas lehernya.

Pejuang perdamaian ini rubuh. Orang-orang membawanya ke hadapan Ali ibn Abi Thalib. Ali mengucapkan do'a untuknya, sementara air matanya deras membasahi wajahnya. "Sampai juga saatnya kita harus memerangi mereka. Tetapi aku nasihatkan kepada kalian, janganlah kalian memulai menyerang mereka. Jika kalian berhasil mengalahkan mereka, janganlah mengganggu orang yang terluka, dan janganlah mengejar orang yang lari. Jangan membuka aurat mereka. Jangan merusak tubuh orang yang terbunuh. Bila kalian mencapai perkampungan mereka janganlah membuka yang tertutup, jangan memasuki rumah tanpa izin, janganlah mengambil harta mereka sedikit pun. Jangan menyakiti perempuan walaupun mereka mencemoohkan kamu. Jangan mengecam pemimpin mereka dan orang-orang saleh di antara mereka."

Sejarah kemudian mencatat kemenangan di pihak Ali. Seperti yang dipesankannya, pasukan Ali berusaha menyembuhkan luka ukhuwwah yang sudah retak. Ali sendiri memberikan ampunan massal. Sejarah juga mencatat bahwa tidak lama setelah kemenangan ini, pembangkang-pembangkang yang lain muncul. Mu'awiyah mengerahkan pasukan untuk memerangi Ali. Ketika mereka terdesak dan kekalahan sudah di ambang pintu, mereka mengangkat Al-Qur'an, memohon perdamaian. Ali, yang sangat mencintai ukhuwwah, menghentikan peperangan. Seperti kita ketahui bersama, Ali dikhianati. Karena kecewa, segolongan dari pengikut Ali memisahkan diri. Golongan ini, kelak terkenal sebagai Khawarij, berubah menjadi penentang Ali. Seperti biasa, Ali mengirimkan utusan untuk mengajak mereka berdamai. Seperti biasa pula, upaya tersebut gagal.